Hidup ini unik. Manusia dalam menjalankan hidupnya dikelilingi berbagai karakteristik setiap individu. Ada orang yang betul-betul baik, pura-pura baik dan orang yang tidak baik atau jahat. Orang yang baik adalah orang yang dengan ikhlas berbuat baik dan menolong orang lain karena Allah swt., berbuat baik demi mendapatkan pahala disisi-Nya. Orang yang pura-pura baik yaitu orang yang didepan kita baik tetapi dibelakang kita selalu membicarakan keburukan kita, berbuat baik karena ada udang di balik batu, berbuat baik karena meminta imbalan. Sedangkan orang yang tidak baik atau jahat yaitu orang selalu menzalimi orang lain dan secara tidak langsung menzalimi dirinya. Orang baik akan selalu berbuat baik kepada dirinya, keluarganya dan orang lain. Penilaian tentang baik dan buruk setiap individu berbeda satu sama lain tergantung pada pemahaman dan persepsi seseorang terhadap sesuatu.
Ada banyak rintangan atau tantangan yang dihadapi oleh seseorang ketika ingin melakukan kebaikan. Pertama, menuruti semua keinginan pihak-pihak yang terkait. Ini sangat sulit untuk dilakukan. Selalu saja ada pihak tertentu yang merasa tidak puas dengan apa yang kita lakukan. Oleh karena itu, apapun yang kita lakukan kalau menurut kita itu adalah kebaikan dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada di masyarakat, maka lakukanlah dengan niat yang ikhlas karena Allah. Kedua, tantangan dalam menyakinkan pihak lain untuk menerima kebaikan atau menerima sikap dan perbuatan kita bernilai kebaikan di mata orang lain. Tantangan ini juga sulit dilakukan. Selalu saja orang lain berprasangka buruk terhadap kebaikan yang dilakukan. Akan tetapi, tetap optimis dan berprasangka baik terhadap seseorang dan menyakinkan diri bahwa apa yang dilakukan adalah hal yang terbaik. Ketiga, tantangan dalam mengajak orang lain melakukan kebaikan. Joseph A. Devito mengemukakan bahwa ada beberapa strategi yang ditempuh dalam mengajak orang lain bertindak yaitu :
1.
Bersikap realistis tentang apa yang ingin
dilakukan kepada orang lain. Pergunakan waktu sebaik mungkin. Oleh karena itu,
mintalah mereka untuk melaksanakan perilaku mudah dan sederhana
2.
Tunjukkan kesediaan bahwa kita dapat melakukan
hal yang sama. Sebagai pedoman umum, jangan pernah meminta seseorang untuk
melakukan sesuatu, jika diri sendiri tidak melakukannya. Orang lain pasti akan
bertanya, mengapa anda sendiri tidak melakukan hal demikian? Pertanyaan ini
jangan sampai muncul, makanya harus betul-betul dilakukan apa yang dikatakan.
Kesesuaian antara perkataan dan perbuatan dapat menjadi keteladanan buat orang
lain. Selain itu, perlihatkan kepada orang lain bahwa anda sendiri senang
melakukan hal tersebut.
3.
Tekankan manfaat spesifik dari perilaku ini
untuk orang lain. Jangan meminta orang lain untuk menjalankan suatu perilaku
hanya karena lasan-alasan yang kurang jelas. Berikan mereka contoh kongkret dan
spesifik mengenai bagaimana mereka akan mendapatkan manfaat dari tindakan yang
anda ingin mereka lakukan.
Strategi di atas dapat dilakukan untuk mengajak
orang lain dalam melakukan kebaikan. Oleh karena itu, agar kebaikan yang kita
lakukan bernilai pahala disisi Allah swt., maka lakukanlah dengan niat yang
baik, tanpa imbalan dan maksud tertentu, serta tetap istiqamah dalam melakukan
kebaikan. Menutup tulisan ini dengan mengutip pendapat Syekh Abdul Qadir
Jaelani, beliau berkata “Bantulah orang fakir dengan sebagian harta kalian. Jangan
pernah menolak pengemis, padahal kalian mampu memberikan sesuatu untuknya, baik
sedikit maupun banyak. Raihlah kasih sayang Allah dengan pemberian kalian. Bersyukurlah
kepada Allah yang telah membuat kalian mampu memberi. Jika pengemis adalah
hadiah dari Allah, sementara kalian mampu memberinya, mengapa kalian menolak
hadiah itu? Bohong kalau kalian mendengar nasehat dan menangis dihadapanku,
tapi saat orang datang meminta uluran tangan, kalian malah membiarkannya. Itu menunjukkan
bahwa tangisan kalian bukan karena Allah.”
Bone, 9 Juni 2020
Samsinar S.
Luar biasa ibu Doktor nasehatnya
BalasHapusNasehat yg luar biasa u diterapkan dlm kehidupan sehari hari
BalasHapus