Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara
satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial,
mereka menginginkan agar terjalin hubungan yang baik antarsesama dan
menghindari terjadinya konflik yang menyebabkan rusaknya hubungan. Hubungan setiap
orang unik. Seseorang yang menjalin hubungan karena alasan-alasan yang unik. Alasan
tersebut boleh jadi karena ingin mengurangi kesepian, mengurangi penderitaan,
memaksimalkan kesenangan, mendapatkan pengetahuan, atau malah untuk mendapatkan
stimulus fisik dan emosional. Stimulus fisik itu seperti kita butuh belaian dan
pelukan. Sedangkan stimulus emosional itu seperti tertawa, menangis, butuh
kejutan, harapan, dan menginginkan kehangatan (Joseph A.Devito). Alasan-alasan
inilah sehingga setiap individu menjalin hubungan dengan yang lain.
Separuh dari jalinan hubungan itu mengalami
perusakan. Perusakan hubungan adalah menurunnya atau melemahnya ikatan hubungan
antara satu dengan yang lain disebabkan karena alasan tertentu dan boleh jadi
terjadi pemutusan hubungan. Devito mengemukakan bahwa ada beberapa penyebab
sehingga terjadi perusakan hubungan yaitu Pertama,
pudarnya hubungan yang telah terjalin karena alasan tidak puas dengan diri
sendiri, dengan mitra kerja, daya tarik mulai luntur dan sebagainya. Kedua, adanya pihak ketiga. Hubungan dibina
dan dipelihara karena ingin memaksimalkan kesenangan, keberkahan hidup, dan meminimalkan
penderitaan. Bila hal ini terjadi sebaliknya, maka hubungan ini tidak dapat
terjalin dengan baik dan boleh jadi hancur.
Ketiga, terjadinya
perubahan sikap hubungan. Terjadinya perubahan sikap dalam menjalin hubungan
menyebabkan rusaknya hubungan. Perubahan sikap seperti terlalu sibuk dengan
pekerjaan, sekolah dan sebagainya dapat menimbulkan masalah dalam jalinan
hubungan. Keempat, adanya harapan
yang tak terkatakan. Seringkali konflik terjadi karena masalah sepele dan tidak
penting, seperti pasangan sering mempertentangkan siapa yang harus cuci piring,
mencuci, mengurus anak, siapa yang menjadi kepala keluarga, atau siapa yang waktunya
lebih tidak berharga karenanya harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan
rumahtangga. Masalah-masalah kecil ini bersumber dari perasaan marah dan
permusuhan yang menyangkut perasaan yang tidak puas atau tidak bahagia. Kelima, seks. Seks menjadi masalah dalam
rusaknya hubungan. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang hal ini, bahwa
penyebab rusaknya hubungan karena masalah seksual. Keenam, pekerjaan. Ketidakbahagiaan dalam pekerjaan sering
menimbulkan kesulitan hubungan. Pekerjaan menjadi salah satu penyebab rusaknya hubungan
karena banyaknya waktu yang dihabiskan dan menguras tenaga dalam menyelesaikan
pekerjaan sehingga waktu untuk bersama dengan keluarga berkurang. Oleh karena
itu, setiap orang harus mampu mengatur waktu dengan baik, dan harus memisahkan
masalah pekerjaan dengan masalah
hubungan.
Ketujuh,
masalah keuangan. Uang begitu penting dalam suatu hubungan terutama karena
terkait erat dengan kekuasaan. Uang menimbulkan kekuasaan. Ini berlaku dalam
berbagai hal termasuk dalam suatu hubungan. Kekuasaan yang ditimbulkan uang
dengan cepat merembes ke bidang lain. Uang menimbulkan masalah karena antara
laki-laki dan perempuan memiliki perspektif berbeda tentang uang. Laki-laki
memandang bahwa uang adalah kekuasaan, sedangkan perempuan memandang bahwa uang
menimbulkan rasa aman dan kemandirian.
Kedelapan,
adanya ketidakmerataan distribusi penghargaan dan biaya. Pada umumnya,
seseorang mempertahankan hubungan yang menguntungkan dan meninggalkan hubungan
yang merugikan. Setiap orang menginginkan dan mendambakan kesetaraan dalam
hubungan. Kesetaraan hubungan adalah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.
Jika kedua belah pihak merasa hubungan mereka setara, maka mereka akan tetap
bersama. Sebaliknya, jika hubungan dirasakan tidak setara, maka hubungan akan
rusak atau hancur.
Kesembilan,
komitmen. Jika hubungan mulai memudar dan masih ada komitmen yang kuat dari
kedua belah pihak untuk mempertahannya dan membuka jalur komunikasi, maka
mereka akan keluar dari kesulitan dan akan memperbaiki hubungan. Bila terjadi
sebaliknya, maka perusakan hubungan akan cepat terjadi. Oleh karena itu, jalur
komunikasi menjadi solusi dalam mengembangkan hubungan sehingga hubungan tidak rusak.
Menutup tulisan ini dengan sebuah kata
bijak bahwa “Tidak ada konflik yang
tidak memiliki solusi dan komunikasi
menjadi salah satu solusi dalam mengatasi konflik. Komunikasi bisa
menjadi obat penawar bagi sebuah penyakit sosial yang bernama konflik”.
Bone,
22 Juni 2020
Samsinar
S.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusGood solution dinda, hy sj terkadang orang abay krn egois me personality
BalasHapusBisa menjadi inspirasi untuk tulisan berikutnya. Egoisme Personality.
HapusTulisan menarik. Informatif.
BalasHapusTulisan menarik. Informatif.
BalasHapusThanks pak.
HapusInspiratif Bu Doktor
BalasHapusThanks de
HapusSeandainya semua orang bisa diajak berkomunikasi dgn baik,maka setiap konflik pasti bisa diselesaikan.mantap tulisannya bu.
BalasHapusMantap Ibu Doktor
BalasHapus