Daya
magnetis adalah sebuah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang untuk
menarik benda lain atau orang lain sehingga tercipta sesuatu yang luar biasa.
Daya magnetis ini seperti sebuah magnet yang menarik besi, memiliki kekuatan
tersendiri untuk dapat menarik dan bersatu dengan besi. Manusia juga bisa
seperti magnet karena manusia memiliki mental dan fisik, tubuh dan pikiran
serta memiliki kekuatan pribadi.
Ada
banyak orang yang memiliki bentuk fisik yang ideal, tampilan fisik yang
sempurna, paras yang elok, bentuk tubuh yang menarik sehingga dengan tampilan
fisik tersebut membuat orang lain tertarik dan terpesona. Begitu juga ada
banyak orang yang memiliki daya tarik
mental yang kuat yaitu orang yang memiliki kepercayaan dan pengendalian diri
yang tinggi, kecerdasan emosi yang tinggi, pantang menyerah, menjadikan
pelajaran dari sebuah kesalahan atau kegagalan, menghargai kesuksesaan orang
lain, berusaha keras untuk menggapai sesuatu dan tidak terjebak dengan masa
lalu dan berani bangkit untuk masa depan yang cerah dan membahagiakan. Dengan
kekuatan mental ini, maka orang lain akan tertarik dan menjadikan dia sebagai
idola. Namun demikian, sangat sedikit orang mampu memiliki keduanya, menyatukan
dan mensinergikan kekuatan fisik dan mental tersebut. Untuk menyatukan
keduanya, maka harus melalui pengetahuan dan latihan.
Tidak
semua guru memiliki daya magnetis. Mereka harus memiliki pemahaman esensi dari
daya magnetisme dalam proses pembelajaran agar mereka disukai oleh peserta
didik dan tidak menjadikan mereka sebagai monster yang ditakuti dan dibenci
oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menciptakan dan membangkitkan
daya magnetis dalam dirinya sehingga peserta didik terhipnotis terhadap apa
yang diajarkan dan membuat peserta didik termotivasi dan bersemangat dalam
belajar.
Bagaimana cara menciptakan daya magnetis bagi seorang guru agar sukses dalam pembelajaran? Berikut cara yang dapat ditempuh, sebagaimana termaktub dalam buku Deni Mahardika dengan judul “Menerapkan Hypnostudying”. Cara ini berbentuk ucapan yang harus diucapkan oleh guru dan harus dijadikan sebagai sebuah kebiasaan agar daya magnetisnya muncul. Adapun cara tersebut adalah :
Pertama, Emosional Word (Kata-kata Emosional)
Kebiasaan
pertama untuk memunculkan daya magnetis adalah mengucapkan kata-kata emosional
setiap mengajar. Contoh kata-kata tersebut adalah “Anak-anak, sekolah ini
mengharapkan seluruh peserta didik dapat mencintai kebersihan lingkungan.
Dengan tantangan ini, mari kita bahu-membahu untuk menerapkan pola hidup sehat
agar suasana sekolah menjadi lebih indah dan nyaman”. Kata-kata lainnya adalah
“Jika kalian berkeinginan untuk maju, Ibu yakin sukses ada di masing-masing
diri kalian”.
Dengan
kata-kata emosional ini, guru dapat memikat emosi peserta didik sehingga mereka
semakin tertarik dan bersemangat mengikuti setiap pelajaran yang disampaikan.
Kedua, Electrical Words (Kata-kata Magnetis)
Kata-kata
magnetis adalah jenis kata yang dapat membuat pendengar menjadi takjub dan
kagum. Fungsi dari kata-kata ini hamper sama dengan kata-kata emosional. Namun,
kata-kata magnetis lebih mampu menarik perhatian para peserta didik. kata-kata
magnetis ini bermanfaat bagi guru dalam melalukan hypnostudying. Kata-kata ini
juga dapat meningkatkan fokus anak untuk mendengarkan, memerhatikan, dan
merasakan setiap perkataan yang diucapkan oleh guru.
Kata-kata
magnetis berasal dari kata yang sederhana yang dicari padanan katanya sehingga
menjadi kata-kata magnetis. Menurut Anthony Robbins dalam bukunya “Awaken The
Giant Within” (Membangun Kuasa Raksasa di dalam Diri), memberikan kata-kata
magnetis dari kata-kata biasa atau sederhana. Kata-kata tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Commond Words
(Kata-Kata Sederhana) |
Electrical Words
(Kata-Kata Magnetis) |
Sangat baik |
Hebat |
Menyenangkan |
Spektakuler |
Tertarik |
Terkesima |
Mengasihi |
Memancarkan kasih |
Bahagia |
Nikmat yang Luar Biasa |
Terfokus |
Penuh Energi |
Menarik |
Menawan |
Berenergi |
Berdaya Ekstra |
Jadi,
bila ingin memiliki daya magnetis, maka pilihlah kata-kata yang tepat untuk
diucapakan kepada peserta didik. kedua kata di atas maknanya sama, akan tetapi
memiliki efek yang berbeda.
Ketiga, Attention Focusing Statement (Kata-kata
untuk Menarik Fokus Peserta Didik)
Attention Focusing
Statement merupakan kata-kata yang dapat menarik perhatian
peserta didik saat perhatiannya mulai tidak fokus. Attention Focusing Statement adalah jurus sakti bagi guru untuk
mengembalikan topik materi pelajaran yang mungkin lepas kendali karena sesuatu
hal. Ada beberapa contoh kalimat yang memiliki kata-kata tersebut yaitu :
“Baiklah, sebelum kita pulang, ada beberapa hal yang perlu ditekankan terlebih
dahulu”, “Intinya, seluruh materi telah Ibu jelaskan. Namun, jika masih ada
yang bingung dan kurang dipahami, mohon angkat tangan kalian”.
Keempat, Missing Words (Kata-Kata Hilang yang
Ditemukan oleh Peserta Didik)
Missing words
adalah kata-kata yang hilang yang ditemukan oleh peserta didik. Missing word menjadi salah satu cara
untuk merangsang dan mempengaruhi pikiran bawah sadar peserta didik. Melalui
pernyataan yang disampaikan oleh guru, peserta didik seakan-akan bisa memahami
maksud keseluruhan dari penggalan yang dikatakan oleh guru. Contoh missing
words, “Anak-anak, ada berbagai solusi praktis yang mudah diterapkan agar
kalian mampu berkonsentrasi”. Dengan missing
words, maka guru akan memunculkan daya magnetis dalam dirinya.
Kelima, Frozen Words (Kata-Kata untuk
Memperkuat)
Frozen words adalah
kata-kata yang berhubungan dengan motivasi. Frozen words adalah semua kata yang
memiliki makna memperkuat. Contoh : oleh karena itu, maka dari itu, sehingga,
jadi, dengan demikian, dan kata-kata yang bermakna menguatkan lainnya.
Kata-kata ini akan berefek positif bagi motivasi peserta didik dan dapat
meningkatkan semangat, gairah dan fokus. Adapun contoh kalimat yang memiliki
kata-kata frozen adalah “Mencegah
lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, kalian harus meluangkan waktu
untuk berolahraga agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit”. Kalimat
lainnya “Anak-anak, matematika adalah mata pelajaran yang membutuhkan
ketelitian dan konsentrasi dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, kalian harus
mengerjakan latihan soal sehingga ketelitian dan konsentrasi kalian menjadi
lebih baik”.
Keenam, Unfrozen Words (Kata-Kata untuk
Memperlemah)
Unfrozen words
berfungsi untuk mengurangi keinginan negatif peserta didik. Kata-kata ini dapat
digunakan untuk memperlemah pendapat peserta didik apabila dipandang tidak
sesuai dengan topik yang sedang diajarkan atau bahkan melenceng dari norma dan
aturan yang berlaku. Ada beberapa contoh dari kata-kata ini yaitu “Mungkin,
anda menganggap ujian kali ini tidaklah mudah. Akan tetapi, inilah yang membuat
kalian bangga akan kemampuan sendiri sebagai peserta didik yang berprestasi”.
Kata-kata lainnya adalah “Memang, pada saat Ibu memberikan tugas, terlihat
tidak menyenangkan kalian. Akan tetapi, justru tugas itulah yang akan
memudahkan kalian menjawab soal ujian akhir nanti”.
Dengan
kata-kata ini, maka guru akan memudahkan dan mengarahkan perilaku ke arah yang
positif bagi peserta didik. Oleh karena itu, guru harus sesering mungkin
berlatih menggunakan unfrozen words, sehingga
guru akan mampu meredakan keinginan negatif dari peserta didik.
Ketujuh, Comparative Hypnotic Words (Kata-Kata
Perbandingan Samar)
Dalam
proses pembelajaran di dalam kelas, guru harus mampu memberikan pemahaman
kepada peserta didik secara cepat. Hal ini bukan anjuran, akan tetapi sebuah
tuntutan dan kewajiban bagi seorang guru. Untuk itu, teknik yang bisa dilakukan
adalah comparative hypnotic words.
Ada beberapa contoh kata-kata tersebut yaitu “Kalian adalah harapan bangsa.
Oleh karena itu, kalian harus semakin rajin, terlatih, dan disiplin dalam
belajar”. Kata-kata lainnya, “Anak-anak, Ibu yakin 100 persen, jika kalian
selalu mengulang setiap materi yang telah diberikan dan melatihnya dengan
variasi soal-soal, kalian akan menjadi semakin paham, pintar, dan cerdas”.
Dengan
menerapkan teknik ini, maka guru telah menciptakan komunikasi bawah sadar
antara dirinya sendiri dengan peserta didik.
Menutup
tulisan ini, dengan mengemukakan bahwa agar guru dapat menciptakan daya
magnetis dalam dirinya, maka guru harus menguasai teknik hypnostudying dan
menerapkannya dalam setiap proses pembelajaran. Karenanya, guru harus pandai
membiasakan diri mengucapkan kata-kata yang membuat peserta didik untuk lebih
bersemangat dalam belajar sehingga prestasi belajarnya meningkat.
Bone, 28 Juli 2020.
Samsinar S.
Mantap ndi
BalasHapusmantap bu doktor
BalasHapusMantul bu...bisa diterapkan dikelas
BalasHapusLuar biasa wadek
BalasHapus