Manusia adalah makhluk yang berasal dari dua dimensi yaitu dimensi jasmani dan rohani. Kedua dimensi ini harus berjalan secara seimbang. Ketika berjalan secara seimbang, maka manusia akan hidup dengan tenang, damai dan sejahtera. Puncak perkembangan jasmani manusia ditandai dengan kedewasaan dan puncak perkembangan rohani manusia ditandai dengan kematangan.
Dalam mengenal dan
memahami agama, seseorang akan menampilkan dalam berperilaku dan bersikap. Jika
seseorang taat dalam beragama, maka ia akan menampilkan ketaatannya dalam
tingkah laku keagamaannya. Akan tetapi jika ia tidak taat, maka ia juga akan
menampilkan ketidak taatannya dalam sikap dan perilaku dalam beragama. Oleh
karena itu, kematangan dalam beragama akan terlihat dari sikap dan tingkah laku
dalam beragama. Mengenal, memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai agama yang
dianut dalam kehidupan keseharian menjadi ciri seseorang matang dalam beragama.
Menurut William James
sebagaimana dikutip Akmal Hawi dalam buku “Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama” bahwa
sikap dan perilaku keagamaan dapat dikelompokkan menjadi dua tipe yaitu :
Pertama,
Tipe Orang yang Sakit Jiwa
Sikap keagamaan orang yang
sakit jiwa biasanya ditemui pada mereka yang pernah mengalami latar belakang
kehidupan keagamaan yang terganggu. Mereka mengenal, memahami dan meyakini
suatu agama tidak didasarkan atas kematangan beragama yang berkembang secara
bertahap mulai sejak dini hingga menginjak dewasa. Mereka mengalami penderitaan
batin disebabkan karena konflik batin, musibah, atau penderitaan batin lainnya.
Penderitaan batin dapat
disebabkan karena dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang dan menjadi penyebab dari
timbulnya sikap keberagamaan yang tidak lazim, seperti temperamen, gangguan
jiwa, konflik dan keraguan (taat, fanatik, agnostik, dan ateis), serta jauh
dari Tuhan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor di luar diri seseorang
yang mempengaruhi sikap keagamaan secara mendadak seperti musibah dan
kejahatan.
Orang yang mengalami
gangguan jiwa, pada umumnya menampilkan sikap pesimis dalam menjalankan agama.
Mereka cenderung pasrah dengan nasib yang mereka terima. Selain itu, mereka
juga memiliki sikap introvert (tertutup). Segala hal yang terjadi pada dirinya
selalu dihubungkan dengan kesalahan yang telah dilakukan dan dosa yang telah
diperbuat. Dengan sikap ini, maka kehidupan jiwanya menjadi pasif dan
mendorongnya berpaham konservatif dan ortodoks. Mereka juga mengalami proses
keagamaan yang mendadak dan perubahan secara tiba-tiba, tanpa melalui prosedur
yang wajar dan biasa dari tidak tahu menjadi tahu dan mengamalkannya dalam
keseharian.
Kedua
Tipe Orang yang Sehat Jiwa
Sikap dan perilaku
beragama orang yang sehat jiwa ditandai dengan selalu optimis, bergembira,
ekstrovert dan menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal. Orang yang sehat
dalam beragama selalu menghayati ajaran agamanya dengan perasaan optimis. Mereka
yakin bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang dan bukan pemberi azab. Mereka mudah
melupakan kesalahan dan luka hati sebagai eksis agamis tindakannya,
berpandangan positif, menyenangi teologi yang tidak kaku, menunjukkan tingkah
laku keagamaan yang lebih bebas, lebih bersifat liberal dalam menafsirkan
ajaran agama dan menekankan ajaran cinta kasih dari pada kemurkaan dan dosa. Dengan
demikian, keteguhan dalam pendirian, dan ketetapan dalam kepercayaan baik
positif dan negatif menjadi tanda keberagaman orang dewasa.
Menutup tulisan ini dengan mengemukakan bahwa “jadilah penganut agama yang baik yang menampilkan ajaran agama dalam sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan terhadap agama dalam kehidupan keseharian”. Semoga kita termasuk orang yang sehat jiwa dalam beragama sehingga mampu menjalankan agama secara optimis, terbuka, dan selalu bertindak positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Aamiin.
Samsinar S.
Makasih ilmunya ibu Wadek
BalasHapusAamiin allahumma aamiin. Syukron ilmunya bu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMantap dinda smg Allah beri kesehatan u menjalankan Agama-Nya
BalasHapus