Setiap manusia memiliki permasalahan hidup. Permasalahan tersebut beragam, ada yang terjerat dengan kemiskinan, terjerat utang, sulit mencari pekerjaan, selalu gagal dalam berbisnis, susah mencari dan mendapatkan jodoh, menderita sakit berkepanjangan, broken home, karier hancur dan masalah hidup lainnya. Permasalahan hidup ini menjadikan manusia berkeluh kesah baik kepada Allah swt. maupun kepada manusia.
Berkeluh kesah adalah sifat yang harus dihindari, karena dengan berkeluh kesah akan menjadikan manusia semakin sulit dan semakin kesusahan untuk keluar dari permasalahan hidup yang dihadapi. Banyak orang yang ketika tertimpa musibah atau ujian yang diberikan, mengambil jalan pintas dengan mendatangi paranormal dengan harapan bisa keluar dari masalah. Padahal, justru akan semakin tertutup jalan keluar dan Allah swt. tidak akan memberikan hidayah-Nya jika itu dilakukan. Oleh karena itu, permasalahan hidup harus diterima dengan lapang dada, sabar dan tawakkal, serta mencari solusi yang terbaik terhadap masalah yang dihadapi.
Tulisan
ini hadir dari great inspiration buku Eko Gunawan (2019) dengan judul “Ubah
Derita Jadi Bahagia” yang diterbitkan oleh Laksana, Banguntapan Yogyakarta. Ada
salah satu bab yang menjelaskan tentang bahaya berkeluh kesah yaitu :
Pertama, Berkeluh Kesah Melemahkan Iman
Kebiasaan
berkeluh kesah merupakan tanda lemahnya hati, jiwa dan iman. Seseorang yang
terbiasa berkeluh kesah akan menyikapi permasalahan sebagai sesuatu yang tidak
mungkin untuk diselesaikan, dan tidak berusaha untuk bangkit dan mencari jalan
keluar. Padahal, setiap masalah ada jalan keluarnya, dan biasanya masalah yang
diberikan sesuai kemampuan dan kesanggupan manusia. Sebagaimana dalam QS.
Al-Baqarah (2):286 : “Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan
kami, jangan Engkau hokum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya, Tuhan kami, jangan Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami,
ampuni kami, dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami
terhadap kaum kafir.”
Selain
itu, Sabda Rasulullah saw., “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai
oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Akan tetapi, keduanya tetap memiliki
kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Mintalah
pertolongan kepada Allah. Jangan lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah,
maka janganlah berkata, “Seandainya aku melakukan demikian dan demikian”. Akan
tetapi, hendaklah engkau berkata, ini sudah menjadi takdir Allah swt. Setiap
sesuatu yang telah dikehendaki-Nya pasti terjadi. Sesungguhnya, perkataan seandainya
bisa membuka pintu setan.”(HR. Muslim).
Kedua, Berkeluh
Kesah Merusak Jiwa dan Pikiran
Orang yang selalu berkeluh kesah adalah orang yang selalu putus asa dan putus harapan. Orang yang putus asa dan putus harapan adalah orang yang selalu menyerah dan tidak mampu menghadapi semua masalah dalam hidupnya. Oleh karena itu, jangan berkeluh kesah, karena orang yang berkeluh kesah termasuk orang yang berputus asa. Sedangkan Allah swt. melarang hamba-Nya untuk berputus asa, sebagaimana QS. Yusuf (12): 87 : “Hai, anak-anakku, pergilah kamu; maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
Ketiga, Berkeluh Kesah Menumbuhkan Sikap Iri dan Dengki
Orang yang selalu
berkeluh kesah, menganggap hidupnya penuh dengan penderitaan, musibah, ujian,
dan ketidakberuntungan. Mereka selalu fokus pada hal-hal negatif dan selalu
berpikir tidak jernih dalam menghadapi hidup. Mereka memandang bahwa dialah
yang paling sakit dan menganggap Allah tidak adil. Jika sudah seperti ini, maka
dia merendahkan dirinya dan perlahan-lahan akan memunculkan penyakit hati yaitu
iri dan dengki. Penyakit ini akan menghancurkan diri dan juga orang lain. Oleh
karena itu, berhenti berkeluh kesah, agar tidak tumbuh dan berkembang penyakit
iri dan dengki dalam diri.
Keempat, Berkeluh
Kesah Mendekatkan Diri pada Kesyirikan
Jika
manusia tertimpa musibah, maka banyak yang mengambil jalan pintas menuju
penyelesaian masalah dengan mendatangi dukun dan paranormal. Dia menganggap
bahwa dia akan keluar dari masalah yang dihadapi. Padahal, dalam pandangan
Islam, perilaku semacam itu adalah perilaku syirik yang harus dihindari. Kita
hanya bersandar kepada-Nya, dan tidak yang lain. Ketika kita menjadikan Allah
sebagai sandaran maka Dia akan memberikan jalan keluar. Oleh karena itu, kita
harus bertakwa kepada-Nya, dan hilangkan keluh kesah agar kita jauh dari
perilaku syirik.
Menutup tulisan ini dengan mengutip kata bijak yang sarat makna dari Eko Gunawan mengemukakan bahwa “Jika cobaan sepanjang sungai, seharusnya kesabaran seluas samudera. Jika harapan seluas hamparan, semestinya ikhtiar itu seluas langit. Jika pengorbanan itu seluas bumi, seharusnya keikhlasan itu seluas jagat raya”. Jadilah pribadi yang tangguh dan pribadi yang mampu melihat banyak kemungkinan, sehingga saat mendapati pintu tertutup, kita masih bisa melihat pintu yang lain, bukan malah mengeluh dan bersedih.
Komentar
Posting Komentar