Langsung ke konten utama

JANGAN SIA-SIAKAN HIDUP (Seri-2)

Hidup hanya sekali. Manfaatkan waktu dengan baik dengan melakukan hal-hal yang baik dan positif untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Jika kita memanfaatkan dengan baik dan istiqamah melakukannya, maka hidup takkan sia-sia dan membawa keberkahan.

Melanjutkan tulisan yang lalu, maka penulis masih membahas tentang beberapa cara yang dapat ditempuh agar hidup ini tidak sia-sia. Adapun cara tersebut adalah :

Cukup menjadi Diri Sendiri

Setiap manusia memiliki potensi yang diberikan oleh Allah swt. Potensi tersebut adalah potensi ilahi atau keagamaan, kecerdasan, dan seterusnya. Potensi ini harus dimaksimalkan, karena memaksimalkannya berarti meyakini kemampuan diri, dan menyakini kemampuan diri adalah sebuah kebahagiaan. Diri dapat menghadirkan ketenangan. Diri dapat mengetahui sumber ketenangan, dan ketenangan itu muncul karena adanya kekuatan Ilahi. Kita harus yakin dan percaya bahwa kita mampu menyelesaikan masalah yang muncul dari diri kita. Jika kita memiliki masalah, maka yakinkan diri bahwa kita memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikannya, bukan orang lain. Dengan demikian, kenali diri dengan menggali potensi-potensi terbaik dalam diri. Semakin kita mengetahui jadi diri, maka semakin mantap kita menunjukkan kemampuan kita. Jika kita dapat mengungkap jati diri, maka akan membawa logika berpikir pada pemahaman bahwa dibalik keberadaan manusia, ada Allah swt. yang dapat mengontrol dan menggerakkan manusia. Olehnya itu, mengenal diri akan menjadikan diri sebagai pribadi yang bijaksana.

Aku Muda, Aku Galau, Aku Normal

Manusia takkan bebas dari sebuah masalah. Masalah akan selalu muncul jika manusia masih hidup. Baik muda, tua, semuanya pasti telah mengalaminya. Datang silih berganti dan membutuhkan solusi untuk memecahkannya. Banyak yang tidak mampu menghadapinya dan akan galau jika mereka tidak mengambil sikap untuk selalu dekat dengan Allah swt.

Allah swt. akan selalu memberikan rahmat, cinta dan kasih sayangnya kepada manusia yang luar biasa jauh lebih besar dari rasa cinta dan kasih sayang dari seseorang kepada kekasih pujaannya. Selain itu, Rasulullah saw. juga akan memberikan syafaat bagi umatnya yang memiliki rasa cinta kepada beliau, selalu mengingatnya dengan bershalawat dan melantunkan puji-pujian kepadanya. Oleh karena itu, jika kita selalu bersandar kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, maka kita tidak akan pernah kecewa, selalu berpikir sehat dan normal, tidak pernah galau, sakit hati, dan merana. Dengan demikian, semakin manusia itu mencintai Allah swt. maka Sang Pemilik Cinta juga akan memberikan cinta-Nya, kasih sayang-Nya, perlindungan dan perhatian yang besar kepada orang yang mencintainya.

Berhenti Menangisi Hidup

Tak perlu menangisi semua masalah yang dihadapi. Jangan habiskan energy dalam hidup ini, hanya untuk menangisi hidup, sebab yang kita miliki bukan sepenuhnya milik kita. Semua adalah milik Allah swt. Oleh karena itu, lebih baik menangisi hidup dengan memperkuat sendi agama dan menghidupkan cahaya terang dalam hati melalui zikir, pikir dan amal, bukan dengan kesia-siaan seperti memikirkan dunia dan menangisi bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau kehilangan kenikmatan duniawi.

Seorang penyair dan filosof Pakistan bernama Iqbal menulis syair, “Jika iman telah tiada maka tidak ada lagi rasa aman, dan tidak ada dunia bagi siapa saja yang tidak menghidupkan iman. Barangsiapa rela dengan kehidupan tanpa agama, ia telah menjadikan kehancurannya sebagai teman karibnya.”

Berhenti Berprasangka Buruk Terhadap Diri

Prasangka buruk merupakan salah satu perusak kehidupaan. Telah banyak orang yang hidup sia-sia karena berprasangka buruk pada dirinya. Prasangka buruk terhadap diri sendiri meliputi menilai diri tidak kompetitif, bernasib jelek, jalan rezeki sempit dan susah, menganggap diri terlalu lemah dan merasa tidak memiliki makna dan tujuan hidup. Hilangkan semua prasangka buruk ini, yakinkan diri bahwa setiap manusia memiliki potensi yang besar, yang Allah swt. ciptakan. Karena itu, potensi itu harus digali, dikenali, dan dimanfaatkan secara baik. Capai dan gapai mimpi kita melalui usaha dan kemampuan diri, serta pastikan dan percaya bahwa Allah swt. ikut berperan dalam mempercepat keberhasilan orang yang selalu optimis, dan memiliki semangat serta memiliki percaya diri yang tinggi.

Berhenti Berprasangka Buruk Terhadap Allah swt.

Jangan mudah memberikan penilaian buruk terhadap ketetapan Allah swt. Sadarilah  bahwa Allah swt, adalah pencipta segala sesuatu baik di langit maupun di bumi. Saat kita mendapat ujian, cobaan dan musibah, sesungguhnya hal tersebut semua datang dari Allah swt. dan kita harus kembalikan kepada Allah swt. dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Oleh karena itu, bersihkan hati, segarkan niat, dan perbaiki prasangka sebaik mungkin kepada Allah swt., jangan pernah mengeluh dalam menjalani hidup, karena orang yang selalu berkeluh kesah dalam menjalani hidup termasuk golongan orang-orang yang lemah.

Ibnu Alwazir mengemukakan bahwa harapan rahmat Allah swt. akan selalu membukakan pintu harapan bagi seorang hamba, akan menguatkannya untuk melakukan ketaatan, dan membuatnya semakin antusias dalam melakukan amalan-amalan sunnah dan bersegera melakukan kebaikan.

Keridhaan Hati Menghilangkan Kesedihan

Tidak akan ada kesedihan jika kita ridha terhadap takdir yang menyapa. Keridhaan diri akan menyadarkan kita bahwa segalanya akan kembali kepada Sang Pemilik Sejati. Orang yang tidak memiliki keridhaan selalu diliputi dengan kebencian, kemungkaran, dan kemarahan. Orang yang seperti ini akan menjauhkan dirinya dari keberuntungan dan kebahagiaan. Akan tetapi, jika seseorang selalu ridha dengan ketetapan-Nya, maka hatinya akan dipenuhi dengan ketenangan, kekayaan dan rasa aman, serta menjadikan hatinya penuh dengan cinta dan tawakkal.

Tulisan ini akan penulis lanjutkan untuk seri ke-3. Mengutip pendapat Eko Gunawan yang mengatakan bahwa “Manusia memang memiliki potensi yang luar biasa. Namun, tidak sedikit manusia yang mudah rapuh dan terjebak dalam situasi yang menjadikannya lemah dan mengeluh. Padahal, jika kebiasaan mengeluh telah menjadi mentalitas, maka rasa percaya diri akan kian getas.”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan 9 Pilar Karakter dalam Lingkungan Keluarga

Anak adalah amanah yang Allah swt. berikan kepada orangtua, dan orangtua harus mendidik anak dengan baik agar memiliki karakter yang baik. Peran orangtua sangat penting dalam pendidikan karakter. Orangtua adalah pendidik pertama dan utama. Karena dialah, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya, dan potensi tersebut harus dimunculkan dan diasah oleh orangtua sehingga menjadi sifat dan perilaku. Jika dalam lingkungan keluarga tidak mendukung dalam mengembangkan potensi tersebut, maka akan berpengaruh pada perilaku dan kepribadian anak. Oleh karena itu, lingkungan keluarga harus menciptakan pengalaman anak usia dini baik terhadap kesehatan fisik, mental dan jiwanya sehingga terbawa sampai dewasa. Untuk menciptakan pengalaman anak usia dini, maka orangtua harus membesarkannya dengan penuh kasih sayang, menanamkan moral yang baik, memberikan stimulasi yang cukup, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dalam hal pengembangan diri anak, orangtua har...

Menangkal Berita Hoaks Melalui Literasi Media

     Saat ini kita berada dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Media telah banyak memberikan konsekuensi terhadap perilaku seseorang, identitas budaya, pendidikan di sekolah dan keluarga. Dengan konsekuensi tersebut, maka kita harus memiliki kemampuan dalam berliterasi media. Tulisan ini hadir karena terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Dyna Herlina dengan judul “Literasi Media : Teori dan Fasilitasi”. Dalam buku tersebut mengemukakan bahwa media menjadi pisau bermata dua yang dapat memberi manfaat dan juga menyimpan ancaman yang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, manusia harus belajar memahami manfaat dan ancaman media sehingga memiliki strategi untuk menghadapinya. Dengan literasi media, maka menjadi strategi dalam menghadapi perkembangan media sehingga kita bijak dan cerdas berhadapan dengan media.      Commission of The European Communities dalam Herlina mengemukakan bahwa literasi media merupakan keterampilan, pengetahuan, da...

Perjuangan Hidup yang Tak Sia-Sia

     Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua telah merasakan masalah dalam hidup. Ada yang mampu menghadapinya dengan tenang dan sabar serta menyerahkan segalanya pada-Nya, dan ada juga yang sama sekali tidak tenang, putus asa dan menyerah dengan kehidupan ini tanpa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu, hidup adalah pilihan. Memilih mana yang terbaik buat kita dan bermanfaat bagi kita. Hidup butuh perjuangan. Tiada pencapaian tanpa perjuangan. Semua hal yang dilakukan memerlukan perjuangan. Jika kita ingin menjadi pribadi yang unggul, maka kita harus berjuang untuk mencapainya. Berusaha keras dengan pertimbangan yang matang dan berdoa kepada-Nya agar semua yang telah dilakukan dapat dicapai, maka perjuangan itu akan berhasil. Bagaimana cara kita agar perjuangan dan kerja keras kita tidak sia-sia dan melelahkan? Mari kita simak beberapa trik khusus yang disarankan oleh Nurul Chomariah dalam bukunya “Aku Pantang Putus Asa, Karena di Balik Derita, Allah Meny...