Hidup hanya sekali. Manfaatkan waktu dengan baik dengan melakukan hal-hal yang baik dan positif untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Jika kita memanfaatkan dengan baik dan istiqamah melakukannya, maka hidup takkan sia-sia dan membawa keberkahan.
Melanjutkan
tulisan yang lalu, maka penulis masih membahas tentang beberapa cara yang dapat
ditempuh agar hidup ini tidak sia-sia. Adapun cara tersebut adalah :
Cukup menjadi Diri Sendiri
Setiap
manusia memiliki potensi yang diberikan oleh Allah swt. Potensi tersebut adalah
potensi ilahi atau keagamaan, kecerdasan, dan seterusnya. Potensi ini harus
dimaksimalkan, karena memaksimalkannya berarti meyakini kemampuan diri, dan
menyakini kemampuan diri adalah sebuah kebahagiaan. Diri dapat menghadirkan
ketenangan. Diri dapat mengetahui sumber ketenangan, dan ketenangan itu muncul
karena adanya kekuatan Ilahi. Kita harus yakin dan percaya bahwa kita mampu
menyelesaikan masalah yang muncul dari diri kita. Jika kita memiliki masalah,
maka yakinkan diri bahwa kita memiliki tanggung jawab dalam menyelesaikannya,
bukan orang lain. Dengan demikian, kenali diri dengan menggali potensi-potensi
terbaik dalam diri. Semakin kita mengetahui jadi diri, maka semakin mantap kita
menunjukkan kemampuan kita. Jika kita dapat mengungkap jati diri, maka akan
membawa logika berpikir pada pemahaman bahwa dibalik keberadaan manusia, ada
Allah swt. yang dapat mengontrol dan menggerakkan manusia. Olehnya itu,
mengenal diri akan menjadikan diri sebagai pribadi yang bijaksana.
Aku Muda, Aku Galau, Aku Normal
Manusia
takkan bebas dari sebuah masalah. Masalah akan selalu muncul jika manusia masih
hidup. Baik muda, tua, semuanya pasti telah mengalaminya. Datang silih berganti
dan membutuhkan solusi untuk memecahkannya. Banyak yang tidak mampu
menghadapinya dan akan galau jika mereka tidak mengambil sikap untuk selalu
dekat dengan Allah swt.
Allah
swt. akan selalu memberikan rahmat, cinta dan kasih sayangnya kepada manusia
yang luar biasa jauh lebih besar dari rasa cinta dan kasih sayang dari
seseorang kepada kekasih pujaannya. Selain itu, Rasulullah saw. juga akan
memberikan syafaat bagi umatnya yang memiliki rasa cinta kepada beliau, selalu
mengingatnya dengan bershalawat dan melantunkan puji-pujian kepadanya. Oleh
karena itu, jika kita selalu bersandar kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, maka
kita tidak akan pernah kecewa, selalu berpikir sehat dan normal, tidak pernah
galau, sakit hati, dan merana. Dengan demikian, semakin manusia itu mencintai
Allah swt. maka Sang Pemilik Cinta juga akan memberikan cinta-Nya, kasih
sayang-Nya, perlindungan dan perhatian yang besar kepada orang yang
mencintainya.
Berhenti Menangisi Hidup
Tak
perlu menangisi semua masalah yang dihadapi. Jangan habiskan energy dalam hidup
ini, hanya untuk menangisi hidup, sebab yang kita miliki bukan sepenuhnya milik
kita. Semua adalah milik Allah swt. Oleh karena itu, lebih baik menangisi hidup
dengan memperkuat sendi agama dan menghidupkan cahaya terang dalam hati melalui
zikir, pikir dan amal, bukan dengan kesia-siaan seperti memikirkan dunia dan
menangisi bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau kehilangan kenikmatan
duniawi.
Seorang
penyair dan filosof Pakistan bernama Iqbal menulis syair, “Jika iman telah
tiada maka tidak ada lagi rasa aman, dan tidak ada dunia bagi siapa saja yang
tidak menghidupkan iman. Barangsiapa rela dengan kehidupan tanpa agama, ia
telah menjadikan kehancurannya sebagai teman karibnya.”
Berhenti Berprasangka Buruk Terhadap Diri
Prasangka
buruk merupakan salah satu perusak kehidupaan. Telah banyak orang yang hidup
sia-sia karena berprasangka buruk pada dirinya. Prasangka buruk terhadap diri sendiri meliputi menilai diri tidak
kompetitif, bernasib jelek, jalan
rezeki sempit dan susah, menganggap diri terlalu lemah dan merasa tidak
memiliki makna dan tujuan hidup. Hilangkan semua prasangka buruk ini, yakinkan
diri bahwa setiap manusia memiliki potensi yang besar, yang Allah swt. ciptakan.
Karena itu, potensi itu harus digali, dikenali, dan dimanfaatkan secara baik.
Capai dan gapai mimpi kita melalui usaha dan kemampuan diri, serta pastikan dan
percaya bahwa Allah swt. ikut berperan dalam mempercepat keberhasilan orang
yang selalu optimis, dan memiliki semangat serta memiliki percaya diri yang
tinggi.
Berhenti Berprasangka Buruk Terhadap Allah
swt.
Jangan
mudah memberikan penilaian buruk terhadap ketetapan Allah swt. Sadarilah bahwa Allah swt, adalah pencipta segala
sesuatu baik di langit maupun di bumi. Saat kita mendapat ujian, cobaan dan
musibah, sesungguhnya hal tersebut semua datang dari Allah swt. dan kita harus
kembalikan kepada Allah swt. dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Oleh karena
itu, bersihkan hati, segarkan niat, dan perbaiki prasangka sebaik mungkin
kepada Allah swt., jangan pernah mengeluh dalam menjalani hidup, karena orang
yang selalu berkeluh kesah dalam menjalani hidup termasuk golongan orang-orang
yang lemah.
Ibnu
Alwazir mengemukakan bahwa harapan rahmat Allah swt. akan selalu membukakan
pintu harapan bagi seorang hamba, akan menguatkannya untuk melakukan ketaatan,
dan membuatnya semakin antusias dalam melakukan amalan-amalan sunnah dan
bersegera melakukan kebaikan.
Keridhaan Hati Menghilangkan Kesedihan
Tidak
akan ada kesedihan jika kita ridha terhadap takdir yang menyapa. Keridhaan diri
akan menyadarkan kita bahwa segalanya akan kembali kepada Sang Pemilik Sejati.
Orang yang tidak memiliki keridhaan selalu diliputi dengan kebencian,
kemungkaran, dan kemarahan. Orang yang seperti ini akan menjauhkan dirinya dari
keberuntungan dan kebahagiaan. Akan tetapi, jika seseorang selalu ridha dengan
ketetapan-Nya, maka hatinya akan dipenuhi dengan ketenangan, kekayaan dan rasa
aman, serta menjadikan hatinya penuh dengan cinta dan tawakkal.
Tulisan
ini akan penulis lanjutkan untuk seri ke-3. Mengutip pendapat Eko Gunawan yang
mengatakan bahwa “Manusia memang memiliki potensi yang luar biasa. Namun, tidak
sedikit manusia yang mudah rapuh dan terjebak dalam situasi yang menjadikannya
lemah dan mengeluh. Padahal, jika kebiasaan mengeluh telah menjadi mentalitas,
maka rasa percaya diri akan kian getas.”
Komentar
Posting Komentar