Langsung ke konten utama

AKANKAH KITA MENJADI WANITA YANG DIRINDU SURGA? (Seri 1)

Setiap manusia baik laki-laki dan perempuan mengharapkan surga-Nya dan berlindung dari neraka-Nya.  Surga adalah tempat yang diimpikan oleh setiap orang, karena disanalah kebahagiaan yang abadi. Tidak ada kesengsaraan, perdebatan, penipuan, kekejian, sifat sombong, iri dan dengki, rasa takut, gelisah dan sedih di surga. Semua penghuninya akan merasakan kebahagiaan dan keabadian yang tidak akan pernah punah dan binasa. Namun, betapa sulit untuk sampai ke tempat itu dan meraih surga-Nya. Butuh perjuangan yang panjang, kesabaran hati, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, ketaatan pada suami, mendidik anak-anaknya, melaksanakan kewajibannya, berbakti pada kedua orangtuanya, selalu intropeksi diri, mudah memaafkan orang lain, menjadi ahli ibadah, selalu bertaubat, dan bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah kepadanya dan menghidupkan waktu malamnya ketika orang-orang terlelap dalam tidurnya dan waktu siangnya ketika orang-orang sedang lalai. Semua ini dilakukan agar bisa meraih surga-Nya. Mampukah kita melakukan hal ini? Semoga kita selalu istiqamah dalam melakukannya. Aamiin.

Tulisan ini hadir untuk memberikan motivasi  dan menjadi teladan bagi wanita yang menginginkan surga-Nya. Ada beberapa wanita yang dijanjikan Allah swt. untuk menjadi penghuni surga sebagaimana dijelaskan oleh Mustafa Murad dalam bukunya “Wanita Dirindu Surga” yaitu :

Pertama, Sarah, istri Nabi Ibrahim

Sarah adalah istri seorang Nabi dan Rasul yang termasuk ulul azmi, makhluk terbaik kedua secara mutlak, ayah dari para Nabi, dan kekasih Allah. Dialah Ibrahim as. Dalam sejarah hidupnya, kehidupannya disertai dengan 2 peristiwa. Peristiwa pertama adalah ujian dan cobaan, dan peristiwa kedua adalah peristiwa pendaulatannya sebagai wanita pilihan dan pengabulan doa. Adapun peristiwa pertama terjadi ketika ia hijrah ke Mesir bersama Nabi Ibrahim. Raja Mesir pada waktu itu adalah raja yang zalim, tidak mengenal belas kasih dan apabila melihat wanita cantik, maka dia akan memilikinya. Dan jika wanita itu telah bersuami, maka dia akan menceraikannya dari suaminya. Akan tetapi, jika dia adalah saudara perempuan dari seseorang, maka dia akan membiarkannya.

Ketika Sarah dan Nabi Ibrahim hijrah ke Mesir pada malam hari, beliau diketahui oleh utusan raja tersebut, dan utusan raja itu menanyakan kepada Ibrahim tentang siapa wanita yang bersamanya. Ibrahim menjawab, ia adalah saudara perempuanku. Utusan raja kemudian berkata, kirimkan dia untuk raja. Ibrahim pun mengirimkan Sarah kepada raja dan berkata kepadanya, jangan engkau menyalahi perkataanku, sesungguhnya aku telah memberitahunya bahwa engkau adalah saudara perempuanku, karena di negeri ini, tidak ada seorang mukmin pun kecuali aku dan engkau.

Ketika Sarah sampai di istana, raja memintanya untuk tinggal bersamanya. Setelah permintaan itu, Sarah bergegas untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat dan berdoa, “Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, dan aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka jangan Engkau biarkan aku dikuasai oleh orang kafir ini.” Setelah Sarah berdoa, maka raja merasa ditekan dan dicekik hingga terjatuh. Sang raja kemudian berkata kepada Sarah, berdoalah kepada Allah supaya Dia melepaskanku dan aku tidak akan mencelakaimu. Ini terjadi beberapa kali, hingga sang raja memanggil pengawalnya untuk mengembalikan Sarah kepada Nabi Ibrahim dan memberikan Hajar untuk dijadikan sebagai pelayan.

Peristiwa kedua, terjadi setelah Hajar datang. Nabi Ibrahim menikahi Hajar karena keinginannya untuk memiliki anak. Hingga Allah menganugerahkan Ismail kepadanya. Pada saat yang bersamaan, Sarah pun mengharapkan seorang anak. Akan tetapi, ia mengira bahwa hal itu mustahil karena ia telah lanjut usia dan mandul, serta dan suaminya pun juga telah lanjut usia. Namun, tidak ada sesuatu pun yang akan menghalangi jika Allah menghendaki. Datanglah anugerah dan karunia yang diberikan Allah kepada Sarah dengan menghadirkan anak yang bernama Ishak dan disusul Ya’qub.

Kisah di atas, mengajarkan kita untuk selalu menjaga kehormatan dan selalu percaya akan rahmat dan keberkahan yang diberikan Allah kepada hambanya. Semua akan mungkin terjadi, jika Allah menghendaki. Percaya dan yakinlah akan ketetapan Allah. Tidak akan ada yang menandingi kekuasaan-Nya.

Kedua, Asyiah binti Muzahim, Istri Fir’aun

Asyiah binti Muzahim adalah istri Fir’aun, seorang wanita yang paling utama di surga, dia menjadi wanita teladan bagi wanita-wanita mukminah. Dia mengguncangkan singgasana kekafiran, dan menghancurkan istana kemusyrikan dan penyembahan berhala.

Pada masa Firáun, semua anak laki-laki yang lahir dari kaum Musa dibunuh karena khawatir akan menentang kekuasaannya, tahta, dirinya. Sampai-sampai juga ia mengirim mata-mata dan menyebar para intelegen kerajaan.

Pada masa itu, Nabi Musa lahir. Ibu kandungnya mendapat petunjuk dari Allah swt untuk menyelamatkan bayi laki-lakinya dengan mengalirkan ke Sungai Niil dengan menggunakan keranjang hingga terdampar di tempat Asyiah.

Asyiah mengangkat sebagai anak karena dirinya belum memiliki keturunan. Namun, sebelumnya ia meminta izin dan membujuk Firáun agar Nabi Musa dijadikan sebagai anak. Akhirnya Firáun mengabulkannya.

Melalui Nabi Musa, Asyiah mampu menentang kebegisan, kekasaran, ketamakan dari Firáun. Ia adalah wanita shalehah yang selalu berbuat baik untuk agama Allah dan mendedikasikan dirinya untuk dakwah Islam dengan berbagai cara. Dialah wanita yang suci, taat, dan beriman kepada Allah swt.

Inilah potret  kedua wanita teladan yang termasuk wanita-wanita mukminah yang telah dijanjikan surga. Kisah para wanita lainnya, akan dilanjutkan pada seri berikutnya.

Menutup tulisan ini dengan mengutip kata bijak dari Jalaluddin Rumi mengemukakan bahwa “Surga dibuat dari asap hati yang terbakar habis, dan orang yang diberkahi adalah orang yang hatinya terbakar habis.”


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan 9 Pilar Karakter dalam Lingkungan Keluarga

Anak adalah amanah yang Allah swt. berikan kepada orangtua, dan orangtua harus mendidik anak dengan baik agar memiliki karakter yang baik. Peran orangtua sangat penting dalam pendidikan karakter. Orangtua adalah pendidik pertama dan utama. Karena dialah, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya, dan potensi tersebut harus dimunculkan dan diasah oleh orangtua sehingga menjadi sifat dan perilaku. Jika dalam lingkungan keluarga tidak mendukung dalam mengembangkan potensi tersebut, maka akan berpengaruh pada perilaku dan kepribadian anak. Oleh karena itu, lingkungan keluarga harus menciptakan pengalaman anak usia dini baik terhadap kesehatan fisik, mental dan jiwanya sehingga terbawa sampai dewasa. Untuk menciptakan pengalaman anak usia dini, maka orangtua harus membesarkannya dengan penuh kasih sayang, menanamkan moral yang baik, memberikan stimulasi yang cukup, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dalam hal pengembangan diri anak, orangtua har...

Menangkal Berita Hoaks Melalui Literasi Media

     Saat ini kita berada dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Media telah banyak memberikan konsekuensi terhadap perilaku seseorang, identitas budaya, pendidikan di sekolah dan keluarga. Dengan konsekuensi tersebut, maka kita harus memiliki kemampuan dalam berliterasi media. Tulisan ini hadir karena terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Dyna Herlina dengan judul “Literasi Media : Teori dan Fasilitasi”. Dalam buku tersebut mengemukakan bahwa media menjadi pisau bermata dua yang dapat memberi manfaat dan juga menyimpan ancaman yang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, manusia harus belajar memahami manfaat dan ancaman media sehingga memiliki strategi untuk menghadapinya. Dengan literasi media, maka menjadi strategi dalam menghadapi perkembangan media sehingga kita bijak dan cerdas berhadapan dengan media.      Commission of The European Communities dalam Herlina mengemukakan bahwa literasi media merupakan keterampilan, pengetahuan, da...

Perjuangan Hidup yang Tak Sia-Sia

     Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua telah merasakan masalah dalam hidup. Ada yang mampu menghadapinya dengan tenang dan sabar serta menyerahkan segalanya pada-Nya, dan ada juga yang sama sekali tidak tenang, putus asa dan menyerah dengan kehidupan ini tanpa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu, hidup adalah pilihan. Memilih mana yang terbaik buat kita dan bermanfaat bagi kita. Hidup butuh perjuangan. Tiada pencapaian tanpa perjuangan. Semua hal yang dilakukan memerlukan perjuangan. Jika kita ingin menjadi pribadi yang unggul, maka kita harus berjuang untuk mencapainya. Berusaha keras dengan pertimbangan yang matang dan berdoa kepada-Nya agar semua yang telah dilakukan dapat dicapai, maka perjuangan itu akan berhasil. Bagaimana cara kita agar perjuangan dan kerja keras kita tidak sia-sia dan melelahkan? Mari kita simak beberapa trik khusus yang disarankan oleh Nurul Chomariah dalam bukunya “Aku Pantang Putus Asa, Karena di Balik Derita, Allah Meny...