Langsung ke konten utama

Bahagia Bersama-Mu (Seri 2)

Kemewahan dan kesuksesan duniawi selalu menjadi perbincangan sehari-hari bagi semua orang. Mulai pagi hingga petang hari hanya urusan itulah yang menyesaki pikiran banyak orang. Ada orang yang ingin kaya, ingin karirnya sukses, ingin keluarganya bahagia, dan berlomba-lomba dalam urusan duniawi lainnya. Semua hanya mengarah dan berfokus pada kehidupan dunia yang menyilaukan mata dan melupakan kehidupan akhirat. Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya dan hadir agar kita tidak melupakan kehidupan akhirat dengan mengikhlaskan diri mencintai Allah. Ada beberapa cara yang ditempuh agar kita selalu bersama Allah dan bahagia bersama-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam buku “Allah Bersama-Mu Aku Bahagia” oleh Dwi Suwiknyo. Adapun cara tersebut adalah :

Jangan mudah protes dan selalu berprasangka baik kepada Allah swt.  Banyak orang yang selalu protes kepada Allah swt., jika dia diberi kesusahan dan kesempitan. Dia selalu bilang kenapa harus saya? Kenapa bukan orang lain? Dan seketika itu, dia baru ingat Allah swt. Akan tetapi, pada saat dia diberi kesenangan, dia tidak pernah protes dan lupa siapa yang memberi kesenangan tersebut. Seharusnya, manusia memahami bahwa dalam kondisi apa pun, baik kondisi susah maupun senang, manusia harus terus-menerus mengingat-Nya dan ridha atas kejadian apa pun  yang menimpanya dan selalu berprasangka baik kepada Allah swt. Sebagaimana QS. Al-Baqarah (2):112 : “Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” Selanjutnya, dalam Hadis Riwayat Dailami, dari Ibnu Abbas RA., Rasulullah saw. bersabda : “Dengan nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya orang yang tunduk patuh berserah diri kepada qadha-Ku, ridha dengan hukum-Ku dan bersabar atas ujian dan cobaan-Ku, niscaya Aku bangkitkan dirinya pada hari kiamat kelak bersama-sama dengan orang-orang yang mempunyai martabat shiddiqin.” Selain itu, Hadis Riwayat Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu, tidak akan terdapat, kecuali hanya pada orang mukmin, yaitu jika mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur karena (ia berprasangka baik) hal tersebut merupakan yang terbaik bagi dirinya. Dan jika tertimpa musibah, ia bersabar karena (ia berprasangka baik) hal tersebut merupakan hal yang terbaik bagi dirinya.”

Jangan terlena dengan pujian manusia. Banyak orang yang senang dan bahagia ketika dipuji. Bahkan, meskipun bukan dia, akan tetapi anggota keluarganya, maka dia juga senang mendengarnya. Oleh karena itu, setiap orang harus mengetahui pujian tersebut, apakah bermanfaat atau malah membahayakan diri? Pujian itu bermanfaat jika menjadikan diri semakin bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang diperoleh, dan semakin membuat diri yakin untuk tampil menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sedangkan pujian yang berbahaya, saat sudah menjadi candu dan mematikan nurani. Sudah menjadi hebat, dan merasa bahwa memang dia pantas mendapatkan pujian tersebut karena hasil kerja kerasnya. Padahal, hanya Allahlah yang layak mendapatkan pujian tersebut. Tidak ada satu manusia pun yang pantas berbangga atas pujian akibat kelebihan yang dimilikinya, karena semua yang ada pada diri manusia hakikatnya berasal dan milik Allah swt. Oleh karena itu, jika mendapat pujian dari orang lain, maka harus dijawab “Terima kasih”, dan menganggap bahwa semua itu karena Allah swt. jadi, Allahlah yang paling layak dipuji atas kebaikan di dalam diri dan apa pun kebaikan yang kita kerjakan. Atau kita dapat menjawab, “Doakan aku selalu, semoga Allah swt. senantiasa menolong dan melindungi kita. Sebab, seseorang tidak akan bisa seperti ini jika Allah swt. tidak ridha dan mengizinkan. Sebagaimana Hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Nabi bersabda “Jika salah seorang diantara kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, maka hendaklah dia mendoakannya agar diberikan keberkahan.” Dengan demikian, ketika dipuji oleh orang lain, maka ada doa yang wajib dibaca. Doanya adalah “Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri, dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikan diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan , ampuni aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan jangan menyiksaku dengan perkataan mereka.”

Jangan selalu mempertanyakan kapan doaku terkabul? Setiap orang selalu merasa doanya tidak terkabul. Banyak doa yang telah dipanjatkan, namun belum terkabul. Oleh karena itu, setiap orang harus mengetahui dan memahami cara kerja doa. Berdoalah terus dan jangan menyerah dan berhenti berdoa, serta jangan putus asa, karena jarak antara harapan dan terkabulnya doa, itulah salah satu tanda iman seorang hamba kepada Allah swt. Ikhtiar adalah bagian dari kewajaran dalam doa. Sebab, doa tanpa ikhtiar sama juga bohong. Sedangkan ikhtiar tanpa doa sama juga sombong. Dengan demikian, jika doa belum dikabulkan, maka seseorang harus menahan kesedihan dan jangan gelisah, tetap bersabar, berprasangka baik kepada Allah swt., serta tidak pernah putus asa dari rahmat-Nya. Sebagaimana HR. Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Doa salah seorang kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa (meminta pengabulannya) sehingga ia berkata, aku sudah berdoa namun tidak juga dikabulkan.” Selanjutnya, Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengemukakan bahwa salah satu kesalahan yang menghalangi sebuah doa adalah ketika seorang hamba tergesa-gesa sehingga jika doa tersebut belum dikabulkan sesuai perkiraannya sendiri, dia kemudian berprasangka buruk kepada Allah, bahkan memilih meninggalkan ibadah berdoa itu.

Agar doa diijabah, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu tidak akan berdoa (memohon) kecuali kepada-Nya, berdoa pada waktu yang Engkau ijabahi, tidak berdoa tentang keburukan, tetapi doa yang baik, menjaga agar apa yang dimakan dan dipakai adalah halal, berdoa sepenuh hati dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh, dan sabar serta tidak tergesa-gesa doanya terkabul.

Jangan terlalu boros. Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu bukan pada jalan yang benar (tidak tepat dan tidak bermanfaat). Banyak orang yang teramat boros. Suka membeli barang hanya karena modelnya baru, dan untuk memenuhi keinginan saja, mudah tertarik pada pesta diskon, dan tidak sadar ternyata harganya masih mahal, suka membeli dengan kartu kredit karena rasanya mudah sekali tanpa membayar tunai, suka membeli dengan member card karena mendapatkan diskon khusus, dan suka gengsi dan ingin dipandang ‘wah”. Firman Allah swt. dalam QS. Al-Isra’(17): 26-27 : “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” Dengan demikian, seharusnya seseorang membelanjakan uang dengan benar dan lebih bermanfaat  untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bersedekah pada fakir dan miskin, bersedekah untuk mesjid dan kepeluan syiar Islam, berzakat sesuai haul dan nisabnya, dan menabung untuk warisan anak-anak. Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. Al-Furqan (25):67: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”

Tulisan ini akan saya lanjutkan untuk seri ke-3. Mengutip kata bijak dari Ibnu Qayyim,  “Kebahagiaan bisa dicapai dengan 3 hal yaitu sabar saat diuji, bersyukur saat mendapat nikmat, dan bertaubat saat berbuat dosa.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan 9 Pilar Karakter dalam Lingkungan Keluarga

Anak adalah amanah yang Allah swt. berikan kepada orangtua, dan orangtua harus mendidik anak dengan baik agar memiliki karakter yang baik. Peran orangtua sangat penting dalam pendidikan karakter. Orangtua adalah pendidik pertama dan utama. Karena dialah, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya, dan potensi tersebut harus dimunculkan dan diasah oleh orangtua sehingga menjadi sifat dan perilaku. Jika dalam lingkungan keluarga tidak mendukung dalam mengembangkan potensi tersebut, maka akan berpengaruh pada perilaku dan kepribadian anak. Oleh karena itu, lingkungan keluarga harus menciptakan pengalaman anak usia dini baik terhadap kesehatan fisik, mental dan jiwanya sehingga terbawa sampai dewasa. Untuk menciptakan pengalaman anak usia dini, maka orangtua harus membesarkannya dengan penuh kasih sayang, menanamkan moral yang baik, memberikan stimulasi yang cukup, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dalam hal pengembangan diri anak, orangtua har...

Menangkal Berita Hoaks Melalui Literasi Media

     Saat ini kita berada dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Media telah banyak memberikan konsekuensi terhadap perilaku seseorang, identitas budaya, pendidikan di sekolah dan keluarga. Dengan konsekuensi tersebut, maka kita harus memiliki kemampuan dalam berliterasi media. Tulisan ini hadir karena terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Dyna Herlina dengan judul “Literasi Media : Teori dan Fasilitasi”. Dalam buku tersebut mengemukakan bahwa media menjadi pisau bermata dua yang dapat memberi manfaat dan juga menyimpan ancaman yang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, manusia harus belajar memahami manfaat dan ancaman media sehingga memiliki strategi untuk menghadapinya. Dengan literasi media, maka menjadi strategi dalam menghadapi perkembangan media sehingga kita bijak dan cerdas berhadapan dengan media.      Commission of The European Communities dalam Herlina mengemukakan bahwa literasi media merupakan keterampilan, pengetahuan, da...

Perjuangan Hidup yang Tak Sia-Sia

     Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua telah merasakan masalah dalam hidup. Ada yang mampu menghadapinya dengan tenang dan sabar serta menyerahkan segalanya pada-Nya, dan ada juga yang sama sekali tidak tenang, putus asa dan menyerah dengan kehidupan ini tanpa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu, hidup adalah pilihan. Memilih mana yang terbaik buat kita dan bermanfaat bagi kita. Hidup butuh perjuangan. Tiada pencapaian tanpa perjuangan. Semua hal yang dilakukan memerlukan perjuangan. Jika kita ingin menjadi pribadi yang unggul, maka kita harus berjuang untuk mencapainya. Berusaha keras dengan pertimbangan yang matang dan berdoa kepada-Nya agar semua yang telah dilakukan dapat dicapai, maka perjuangan itu akan berhasil. Bagaimana cara kita agar perjuangan dan kerja keras kita tidak sia-sia dan melelahkan? Mari kita simak beberapa trik khusus yang disarankan oleh Nurul Chomariah dalam bukunya “Aku Pantang Putus Asa, Karena di Balik Derita, Allah Meny...