Setiap orang ingin menjadi penganut terbaik dalam beragama. Untuk mencapai hal tersebut, maka seseorang harus memiliki keyakinan keagamaan yang baik ditandai dengan menampilkan sikap dan tingkah laku keagamaan yang mencerminkan ketaatan terhadap agamanya.
Ketaatan
dan kesadaran beragama menjadi ciri dalam kematangan beragama. Orang yang berusia lanjut, pengalaman
kehidupan beragama sedikit demi sedikit makin mantap, karena dalam dirinya
sudah terorganisir yang namanya kesadaran dalam beragama. Motivasi dan
intelegensi pada usia lanjut cukup tinggi sehingga kesadaran beragamanya
matang.
Menurut
Jalaluddin, kesadaran beragama dilandasi dan diwarnai dengan tingkah laku yang
tampak, sikap, pemikiran, tujuan, minat, kemauan dan tanggapan terhadap nilai-nilai
abstrak yang ideal. Semua tingkah laku dalam kehidupan, baik berkeluarga,
berekonomi, bermasyarakat, berpolitik, dan belajar mengajar selalu diwarnai
dengan kesadaran beragama. Agar kita matang dalam beragama, maka ada beberapa ciri
yang harus diketahui sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dikutip Akmal
Hawi dalam buku “Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama” yaitu :
Pertama,
pemahaman akidah yang baik. Seseorang yang matang beragama ditandai dengan
memiliki pemahaman akidah yang baik. Kepercayaan dan keimanan kepada Allah swt,
menjadi pondasi dalam beragama. Jika akidah kita baik, maka memudahkan kita
dalam kehidupan beragama. Oleh karenanya, akidah sangat penting sebagai dasar
utama dalam beragama.
Kedua,
memiliki tujuan hidup berdasarkan akidah. Setiap orang memiliki tujuan hidup
yang jelas. Orang yang tidak memiliki tujuan hidup, maka ia akan hidup tak
terarah dan terombang-ambing dalam kehidupan. Tujuan hidup berdasarkan akidah
adalah tujuan hidup orang yang beriman yaitu beribadah dan mengabdi kepada
Allah swt dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ketiga,
melaksanakan ajaran agama secara konsisten dan produktif. Kesadaran beragama
yang matang terletak pada konsistensi dan produktivitas dalam beragama. Seseorang
harus secara konsisten menjalankan ajaran agama dan bertanggung jawab dalam
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta menjalankan agama tidak
hanya memberikan manfaat pada dirinya, akan tetapi memberi manfaat untuk orang
lain, masyarakat, bangsa dan agama.
Keempat, memiliki pandangan hidup yang komprehensif universal. Beberapa hal yang harus dimiliki sehingga pandangan hidup kita komprehensif universal yaitu memiliki perasaan cinta kepada Allah swt., memiliki sifat-sifat yang berkenaan dengan segi intelektual orang yang beriman, memiliki motivasi beragama, dan memiliki sikap orang beriman yaitu pandai bersyukur, sabar, selalu berbuat baik kepada sesama, mampu mengendalikan amarah, dan seterusnya.
Kelima,
memiliki diferensialisasi yang baik. Seseorang yang matang beragama ditandai
dengan pengalaman dan kehidupan beragama makin hari makin mantap, matang, dan
komplek. Pemikirannya semakin kritis dalam memecahkan persoalan keagamaan, dan
penghayatan keagamaannya semakin bervariasi dalam berbagai suasana.
Keenam, memiliki pandangan hidup yang integral. Pandangan hidup orang yang matang beragama terintegrasi dalam jiwa seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan konatif atau psikomotorik, dan keterpaduan dalam pelaksanaan ajaran agama yaitu iman, ihsan dan peribadatan.
Ketujuh,
memiliki semangat pencarian dan pengabdian kepada Allah swt. Orang yang matang
beragama selalu merasa bahwa ia menjalankan agama belum sempurna, karenanya ia selalu
berusaha mencari kebenaran, menguji keimanan, dan mengevaluasi peribadatan sehingga
ia menemukan kenikmatan, penghayatan dan merasakan bahwa Allah swt. selalu
berada disisinya.
Demikian
pembahasan tentang ciri-ciri kematangan dalam beragama. Semoga kita termasuk
orang yang matang dalam beragama. Menutup tulisan ini dengan mengatakan bahwa “kesadaran
intelektual dan kesadaran spiritual dibutuhkan dalam mencapai kematangan
beragama.”
Makasi pencerahannya ibu Wadek
BalasHapusMantap ndi
BalasHapus