Langsung ke konten utama

Agar Hari-Harimu Penuh Keberkahan

Tulisan ini hadir karena terinspirasi dari buku Robi Afrizan Saputra tentang Memperbaiki Diri Sepenuh Hati. Buku ini banyak membelajarkan kepada saya bagaimana strategi memperbaiki diri dengan sepenuh hati agar hari-hari yang dilalui bisa lebih bermakna dan berberkah. Adapun strategi tersebut adalah :

Pertama, Kesadaran Diri. Sering kali kita berbuat salah. Kesalahan itu kadang memang dibuat secara sengaja, kadang juga terjadi begitu saja dan tanpa sengaja dilakukan. Jika memang kita menyadari kesalahan yang telah dilakukan, maka hendaklah berusaha memperbaiki diri, berdoa kepada Allah swt.. meminta dukungan kepada diri sehingga menjadi pribadi yang berjalan di atas kebenaran bukan kebathilan dan meminta dukungan kepada siapa pun agar selalu istiqamah dalam memperbaiki diri.  

Kedua, Memperbaiki Niat. Setiap kegiatan yang kita lakukan harus memiliki niat karena Allah bukan dengan yang lain dan bukan untuk tujuan yang lain karena ingin dipuji, disanjung dan ingin mendapatkan sesuatu. Oleh karena itu, niatkanlah segala yang kita lakukan karena Allah agar pahala yang didapatkan bisa lebih sempurna. Mulailah untuk memperbaiki diri dengan memperbaharui niat dan menata kembali langkah menuju jalan yang diridhai-Nya dan menghadirkan Allah di setiap aktivitas.

Ketiga, Bertaubat kepada Allah. Jika masa lalu kita penuh dengan kegelapan dan kebathilan, jangan khawatir, segera bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah. Kita belum terlambat untuk bertaubat dan belum terlambat untuk kembali pada jalan yang diridhai-Nya. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan adalah luruskan niat agar kita benar-benar kembali pada jalan yang lurus. Tinggalkan masa lalu yang buruk dengan penyesalan yang mendalam dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Allah Maha Segalanya, Maha Pengampun, Maha Pemaaf dan Penerima taubat hamba-Nya. Sebagaimana QS. Al-Furqan/25:70-71 : “Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan barangsiapa yang bertaubat dan mengerjakan kebajikan, sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya”.

Selain itu, Hadis Nabi saw. dari Abu Hurairah ra. Yang berkata bahwa Nabi saw. bersabda, Allah berfirman, Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat Aku, saat sendirian Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika dia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu (kumpulan malaikat). Jika dia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, jika dia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat sedepa. Jika dia dating kepada-Ku dengan berjalan (biasa), Aku mendatanginya dengan berjalan cepat (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Keempat, Selalu Mengingat Allah di Setiap Kondisi. Kita sadar bahwa hidup ini sekejap, singkat dan sementara, akan tetapi kita selalu melupakannya. Hidup harus dijalani dengan selalu berbuat baik, jangan selalu mencari masalah, iri, dengki, menyimpan dendam, sakit hati terhadap orang lain, semua ini akan menjadikan hati tidak tenang makanya harus ditinggalkan, buat hidup lebih berarti, jangan sampai hidup ini sia-sia belaka. Jadilah yang terbaik dengan selalu berbuat baik, tapi jangan sekali-kali merasa yang paling baik. Jangan terlalu sibuk dengan urusan dunia, lalu melupakan Allah. Hadirkan Allah di setiap situasi dan kondisi. Usahakan, berjuang dan biasakanlah untuk selalu berbuat baik. Memulai memang berat untuk dilakukan, akan tetapi jika terus dilakukan dan dengan tekad yang kuat serta berusaha secara maksimal, rasa berat itu akan berubah menjadi ringan dan sudah menjadi kebiasaan.

Kelima, Membiasakan untuk Shalat Dhuha. Sebagaian orang masih menganggap remeh shalat dhuha. Andai mereka mengetahui bahwa Allah akan menempatkan orang-orang yang membiasakan shalat dhuha di surga-Nya, maka mereka akan membiasakannya, karena shalat dhuha menyimpan bergitu banyak makna dan keberkahan.

Hadis Nabi saw., “Barangsiapa melaksanakan shalat dhuha 2 rakaat, akan ditulis dia sebagai orang yang tidak lalai dalam mengingat Allah. Barangsiapa melaksanakan shalat dhuha 4 rakaat, akan ditulis dia sebagai orang yang suka beribadah. Barang siapa yang melaksanakan shalat dhuha 6 rakaat, akan dicukupkan dia pada hari tersebut. Barang siapa melaksanakan shalat dhuha 8 rakaat, akan ditulis dia sebagai orang yang selalu berbuat taat. Dan barangsiapa melaksanakan shalat dhuha 12 rakaat, Allah akan menyiapkan baginya mahligai didalam surga”.

Keenam, Membiasakan Diri untuk Shalat Tahajjud. Sesibuk apapun dirimu, maka tetaplah bangun disepertiga malam. Bertahajjudlah dan berdoalah, maka kita akan merasakan jiwa dan hati yang tenang dan damai.

Sebagaimana dalam QS. Al-Isra’/17:79 : “Dan pada sebagaian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengengkatmu ke tempat yang terpuji”.

Ketujuh, Menjadi Pribadi yang Lebih Baik. Banyak cara untuk menjadi pribadi yang lebih baik, agar hidup lebih bermakna. Cara tersebut adalah niatkan diri bahwa kita memang benar-benar ingin berubah dan ingin berhijrah dengan niat karena Allah, mulailah untuk meninggalkan pergaulan yang menjerumuskan, dan bergabunglah dengan majelis ilmu.

Kedelapan, Menjadi Pribadi yang Hebat. Setiap orang menginginkan untuk menjadi lebih baik dari lainnya. Agar lebih baik dari lainnya, maka perbaiki diri dengan sepenuh hati untuk menghindari perbuatan keji. Perbanyak berdoa dan mohon ampun kepada Allah. Insya Allah, akan diampuni oleh Allah terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan dan melindungi kita dalam menjalani hidup. 

Kesembilan, Memberi Manfaat di Akhirat. Kita harus sadarkan diri untuk memberi manfaat di kehidupan akhirat, dengan menghabiskan waktu untuk membaca al-Qurán. Jangan sampai kita tidak sadar menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk membuka facebook, instagram, twitter, dan media sosial lainnya, kumpul bersama dengan teman-teman, nonton sinetron dan film favorit. Kebiasaan ini harus dibatasi. Jangan egois dengan diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Urusan dunia begitu senang dilakukan, tidak bosan, tidak jenuh dan selalu bahagia, akan tetapi urusan akhirat selalu merasa berat, jenuh dan bosan.

Perbanyaklah untuk beristigfar dan berdoa. Semoga Allah senantiasa member cahay kepada hati kita dan menggerakkan diri kita untuk dapat membaca al-Qurán, bahkan menghafalnya.

Sebagaimana Hadis Nabi saw., “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan al-Qurán dan Allaah merendahkan yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari, dan mengamalkan al-Qurán)”. (HR. al-Bukhari).

Kesepuluh, Memaksimalkan Hari. Waktu berjalan terus, tidak akan mundur dan tidak bisa kembali. Waktu harus digunakan dengan bijaksana. Jangan sampai kita hidup di dunia ini hanya menjadi sia-sia, tidak berprestasi, minim kontribusi dan tak punya arti. Jadikan diri sebagai pribadi yang hari demi hari penuh arti, mudah berbagi, dan membantu sesama dengan segala yang kita miliki, berbuat baik sebanyak-banyaknya, dan menebar manfaat seluas-luasnya.

Imam al-Ghazali pernah berkata bahwa hal yang paling jauh itu bukanlah bulan dan matahari, melainkan waktu yang telah berlalu. Kita tak bisa memiliki waktu yang telah berlalu. Kita tak bisa membelinya lagi, berapa pun banyak uang dan harta yang dimiliki. Begitulah waktu. Kita mesti memaksimalkan dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai waktu terbuang percuma karena kegiatan yang sia-sia.

Menutup tulisan ini dengan mengemukakan bahwa untuk menjadi pribadi yang baik, maka butuh proses dan butuh waktu. Oleh karena itu, mulailah memperbaiki diri dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk dunia dan tidak melupakan akhirat.

                                                                                                            Bone, 30 Juni 2020

                                                                                                            Samsinar S.

 

 


Komentar

  1. Luar biasa tulisannya bu. Sgt bermanfaat buat sy pribadi.

    BalasHapus
  2. Terima kasih aats sharing ilmunya bu sangat bermanfaat

    BalasHapus
  3. Masya Allah

    Suka sekali dgn kata2 "membuat hidup lebih berarti"

    Terima kasih sdh berbagi

    BalasHapus
  4. Masyaa Allah....semoga hari2 kita semua penuh berkah..

    BalasHapus
  5. MasyaAllah. Semoga kita bisa menjadi pribadi yg baik dan bermanfaat untuk orang lain.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan 9 Pilar Karakter dalam Lingkungan Keluarga

Anak adalah amanah yang Allah swt. berikan kepada orangtua, dan orangtua harus mendidik anak dengan baik agar memiliki karakter yang baik. Peran orangtua sangat penting dalam pendidikan karakter. Orangtua adalah pendidik pertama dan utama. Karena dialah, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya, dan potensi tersebut harus dimunculkan dan diasah oleh orangtua sehingga menjadi sifat dan perilaku. Jika dalam lingkungan keluarga tidak mendukung dalam mengembangkan potensi tersebut, maka akan berpengaruh pada perilaku dan kepribadian anak. Oleh karena itu, lingkungan keluarga harus menciptakan pengalaman anak usia dini baik terhadap kesehatan fisik, mental dan jiwanya sehingga terbawa sampai dewasa. Untuk menciptakan pengalaman anak usia dini, maka orangtua harus membesarkannya dengan penuh kasih sayang, menanamkan moral yang baik, memberikan stimulasi yang cukup, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dalam hal pengembangan diri anak, orangtua har...

Menangkal Berita Hoaks Melalui Literasi Media

     Saat ini kita berada dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Media telah banyak memberikan konsekuensi terhadap perilaku seseorang, identitas budaya, pendidikan di sekolah dan keluarga. Dengan konsekuensi tersebut, maka kita harus memiliki kemampuan dalam berliterasi media. Tulisan ini hadir karena terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Dyna Herlina dengan judul “Literasi Media : Teori dan Fasilitasi”. Dalam buku tersebut mengemukakan bahwa media menjadi pisau bermata dua yang dapat memberi manfaat dan juga menyimpan ancaman yang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, manusia harus belajar memahami manfaat dan ancaman media sehingga memiliki strategi untuk menghadapinya. Dengan literasi media, maka menjadi strategi dalam menghadapi perkembangan media sehingga kita bijak dan cerdas berhadapan dengan media.      Commission of The European Communities dalam Herlina mengemukakan bahwa literasi media merupakan keterampilan, pengetahuan, da...

Perjuangan Hidup yang Tak Sia-Sia

     Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua telah merasakan masalah dalam hidup. Ada yang mampu menghadapinya dengan tenang dan sabar serta menyerahkan segalanya pada-Nya, dan ada juga yang sama sekali tidak tenang, putus asa dan menyerah dengan kehidupan ini tanpa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu, hidup adalah pilihan. Memilih mana yang terbaik buat kita dan bermanfaat bagi kita. Hidup butuh perjuangan. Tiada pencapaian tanpa perjuangan. Semua hal yang dilakukan memerlukan perjuangan. Jika kita ingin menjadi pribadi yang unggul, maka kita harus berjuang untuk mencapainya. Berusaha keras dengan pertimbangan yang matang dan berdoa kepada-Nya agar semua yang telah dilakukan dapat dicapai, maka perjuangan itu akan berhasil. Bagaimana cara kita agar perjuangan dan kerja keras kita tidak sia-sia dan melelahkan? Mari kita simak beberapa trik khusus yang disarankan oleh Nurul Chomariah dalam bukunya “Aku Pantang Putus Asa, Karena di Balik Derita, Allah Meny...