Langsung ke konten utama

MENGATASI MASALAH BELAJAR ANAK MELALUI HYPNOSTUDYING

Istilah hipnotis adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita. Istilah ini sering didengar dan prakteknya banyak digunakan untuk pengobatan atau medis, hiburan, sosial, sampai pada bidang pendidikan. Hipnotis artinya mensugesti orang lain agar terpengaruh dengan ucapan, pikiran, perasaan dan tindakan untuk melakukan sesuatu. Sugesti biasanya dilakukan melalui rangkaian kata yang menarik dan meyakinkan sehingga orang yang diberi sugesti akan menuruti dan melaksanakan apa yang disugesti tanpa berpikir kritis dan rasional. Untuk membuat rangkaian kata yang menarik dimulai dengan menampakkan gagasan yang disertai dengan alasan, bukti, dan contoh yang kuat untuk meyakinkan orang yang disugesti, kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan dan saran. Sugesti merupakan kunci sukses dalam hypnostuding. Untuk membahas lebih mendalam tentang hal ini, maka penulis merujuk dari bukunya Deni Mahardika dengan judul “Menerapkan Hypnostudying”.

Hypnostudying adalah hipnotis yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Anak atau peserta didik menjadi target dalam hypnostudying. Tujuan diberikan hypnostudying, agar anak atau peserta didik lebih bersemangat, memiliki motivasi yang tinggi, antusias dan giat dalam belajar sehingga prestasi belajarnya meningkat. Hypnostudying diperlukan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran. Pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan dan fokus dengan menggunakan mekanisme pikiran, faktor kritis, serta gelombang otak yang secara ilmiah dan alamiah terjadi melalui interaksi komunikatif antara guru dengan peserta didik.

Hipnotis dalam pembelajaran dimulai dengan menghancurkan mental-block. Mental-block adalah bentuk ketidakyakinan atau konflik keyakinan dan batas dari pemikiran manusia yang tidak ingin dimasuki oleh sesuatu yang baru. Mental-block ini menjadi biang keladi dari pencapaian hidup yang rendah. Ini adalah kondisi mental yang menghambat seseorang dalam mencapai apa yang sebenarnya diinginkan dan menghalangi individu untuk mewujudkan masa depannya. Mental-block harus dihancurkan dan dimusnahkan terutama kepada anak, agar mereka selalu berpikir secara positif dan bertindak secara produktif untuk  belajar. Dalam belajar, guru atau orang tua harus menjadi penghipnotis yang ulung. Mereka harus menghipnotis anak dengan memperhatikan beberapa hal yaitu :

Pertama, memberikan perhatian yang terfokus. Seorang anak sudah bisa dikatakan berada pada kondisi hypnosis apabila dia sudah memiliki perhatian yang terfokus. Kondisi fokus saat belajar adalah keadaan yang dibutuhkan setiap anak agar apa yang dipikirkan tidak bercabang sehingga mereka memiliki keadaan emosional yang stabil, dan memudahkan mereka memahami apa yang dipelajari atau apa yang diajarkan.

Kedua, melakukan relaksasi fisik. Relaksasi memiliki manfaat penting bagi anak agar terkonsentrasi dalam belajar. Relaksasi adalah cara untuk menenangkan pikiran. Jika pikiran tenang, tidak stress, tidak cemas dan tidak memikirkan hal-hal diluar apa yang dipelajari, maka anak akan terkonsentrasi dalam belajar. Relaksasi dapat dilakukan terhadap diri sendiri, dan orang lain.

Relaksasi secara cepat dapat dilakukan melalui pengaturan nafas dengan melupakan semua beban yang membuat tegang dan menghembuskannya. Setelah mengatur nafas, maka langkah selanjutnya adalah mengendalikan pikiran. Cara mengendalikan pikiran, dapat dilakukan dengan mengganti pikiran negatif anak menjadi pikiran positif. Membuang hal-hal yang menjengkelkan dan menggantinya dengan hal-hal yang menyenangkan dan menguatkan bagi anak. Setelah anak  mampu mengendalikan pikirannya, maka dalam relaksasi harus selalu dimulai dengan doa dan afirmasi. Doa adalah kekuatan tak terhingga sebagai pelindung diri dari hal yang negatif yang datang dari diri anak. Doa akan mampu mengaktifkan kekuatan yang terpendalm dalam diri. Selanjutnya, memvisualisasikan doa. Cara memvisualiasikan doa adalah dengan memahami secara seksama maksud dan arti doa yang dipanjatkan. Jika kita merasa bahwa anak kita kurang pandai, berdoalah kepada Allah agar dia menjadi pintar dan cerdas. Bayangkan, ketika kita memeriksa tugas yang diberikan, maka ia akan mendapatkan hasil yang baik. Apabila anak tidak hormat dan tidak patuh kepada kita, maka berdoalah agar anak bersikap hormat dan menuruti apa yang diperintahkan.

Ketiga, peningkatan kemampuan sebagian atau seluruh pancaindra. Hal yang harus dilakukan kepada guru atau orang tua untuk meningkatkan kemampuan pancaindra anak adalah memvisualisasikan sesuatu yang disampaikan kepadanya. Ketika kita menyampaikan sesuatu kepada anak, maka sebaiknya memvisualisasikannya melalui media gambar agar memudahkan dalam menyerap apa yang disampaikan.

Keempat, pengendalian refleks dan aktivitas fisik. Pada saat anak belajar, sebaiknya selalu direfleks anggota tubuhnya. Dalam melakukan refleks anggota tubuh harus disesuaikan dengan modalitas anak. Jika anak mengandalkan modalitas kinestetik, maka ia akan lebih fokus pada setiap catatan yang dia tulis. Jika ia memiliki modalitas visual, maka ia akan menatap setiap gerak gerik dari orang yang mengajar. Begitu juga modalitas lainnya. Dengan demikian, orangtua atau guru harus terampil mengendalikan refleks dan aktivitas fisik dari anak.

Kelima, respon anak sebagai pengaruh pascahipnotis. Mudah dan sulitnya anak dalam belajar terletak pada respons yang dihasilkan dari strategi motivasi kepada anak pada saat awal dalam proses belajar. Agar respon anak baik, maka sebaiknya diberi sugesti. Sugesti motivasi diberikan pada awal belajar. Dengan sugesti ini maka anak akan mudah mencerna materi yang dipelajari atau diberikan dan menyimpan materi itu ke pikiran bawah sadar atau ke memori, sehingga pada saat dibutuhkan informasi tersebut, dapat dengan mudah untuk diambil.

Menutup tulisan ini dengan mengemukakan bahwa belajar perlu hipnotis, guru atau orang tua dapat menghipnotis anak agar dia tidak bosan dan membuatnya ketagihan dalam belajar. Insya Allah, tulisan berikutnya masih membahas tentang hypnostudying, terutama tentang bagaimana guru memunculkan daya magnetis dalam dirinya?

                                                                                    Bone, 21 Juli 2020. Samsinar S.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menanamkan 9 Pilar Karakter dalam Lingkungan Keluarga

Anak adalah amanah yang Allah swt. berikan kepada orangtua, dan orangtua harus mendidik anak dengan baik agar memiliki karakter yang baik. Peran orangtua sangat penting dalam pendidikan karakter. Orangtua adalah pendidik pertama dan utama. Karena dialah, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya, dan potensi tersebut harus dimunculkan dan diasah oleh orangtua sehingga menjadi sifat dan perilaku. Jika dalam lingkungan keluarga tidak mendukung dalam mengembangkan potensi tersebut, maka akan berpengaruh pada perilaku dan kepribadian anak. Oleh karena itu, lingkungan keluarga harus menciptakan pengalaman anak usia dini baik terhadap kesehatan fisik, mental dan jiwanya sehingga terbawa sampai dewasa. Untuk menciptakan pengalaman anak usia dini, maka orangtua harus membesarkannya dengan penuh kasih sayang, menanamkan moral yang baik, memberikan stimulasi yang cukup, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri. Dalam hal pengembangan diri anak, orangtua har...

Menangkal Berita Hoaks Melalui Literasi Media

     Saat ini kita berada dalam dunia yang dipenuhi oleh media. Media telah banyak memberikan konsekuensi terhadap perilaku seseorang, identitas budaya, pendidikan di sekolah dan keluarga. Dengan konsekuensi tersebut, maka kita harus memiliki kemampuan dalam berliterasi media. Tulisan ini hadir karena terinspirasi dari buku yang ditulis oleh Dyna Herlina dengan judul “Literasi Media : Teori dan Fasilitasi”. Dalam buku tersebut mengemukakan bahwa media menjadi pisau bermata dua yang dapat memberi manfaat dan juga menyimpan ancaman yang dapat merugikan manusia. Oleh karena itu, manusia harus belajar memahami manfaat dan ancaman media sehingga memiliki strategi untuk menghadapinya. Dengan literasi media, maka menjadi strategi dalam menghadapi perkembangan media sehingga kita bijak dan cerdas berhadapan dengan media.      Commission of The European Communities dalam Herlina mengemukakan bahwa literasi media merupakan keterampilan, pengetahuan, da...

Perjuangan Hidup yang Tak Sia-Sia

     Tak ada manusia yang tak punya masalah. Semua telah merasakan masalah dalam hidup. Ada yang mampu menghadapinya dengan tenang dan sabar serta menyerahkan segalanya pada-Nya, dan ada juga yang sama sekali tidak tenang, putus asa dan menyerah dengan kehidupan ini tanpa bersandar pada-Nya. Oleh karena itu, hidup adalah pilihan. Memilih mana yang terbaik buat kita dan bermanfaat bagi kita. Hidup butuh perjuangan. Tiada pencapaian tanpa perjuangan. Semua hal yang dilakukan memerlukan perjuangan. Jika kita ingin menjadi pribadi yang unggul, maka kita harus berjuang untuk mencapainya. Berusaha keras dengan pertimbangan yang matang dan berdoa kepada-Nya agar semua yang telah dilakukan dapat dicapai, maka perjuangan itu akan berhasil. Bagaimana cara kita agar perjuangan dan kerja keras kita tidak sia-sia dan melelahkan? Mari kita simak beberapa trik khusus yang disarankan oleh Nurul Chomariah dalam bukunya “Aku Pantang Putus Asa, Karena di Balik Derita, Allah Meny...